BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berperan dalam meluruskan manusia ke jalan yang sesuai dengan keridhaan Allah SWT. Muhammadiyah tidak mengedepankan kekerasan dalam menyampaikan ajaran-ajarannya,melainkan melalui dakwah maupun pendidikan formal yang dikelolanya (SD, SMP, SMA, dan PT). Sebagai pergerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai sejarah yang panjang dalam proses terbentuknya, visi dan misi, hal-hal yang melatar belakangi berdirinya, dan identitas pergerakan Muhammadiyah.
Banyak permasalahan yang melibatkan antara individu dengan individu, organisasi dengan organisasi dan isu maupun gossip yang dalam permasalahannya tidak sedikit menelan korban jiwa. Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus menerus merumuskan dan merivitalisasi perannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperadaban, berkeadilan, serta berdaya secara ekonomi. Tekad tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah yang telah dikembangkan, walau dalam perjalanan berikutnya mengalami kendala dalam pelaksanaannya dan belum sepenuhnya terealisasikan dengan baik.
Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu membuat muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan memperbaiki ekonomi anggota dan umat.Dimana pada era globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalismelah yang telah berkembang sehingga membuat masyarakat kita merasa tertekan.Sehingga pada saat ini bagi masyarakat kita yang kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada saat inilah peran muhammadiyah sangat diperlukan sebagai orgnisasi besar di Indonesia untuk ikut serta dalam perekonomian yang memberatkan umatnya.Dengan fasilitas dan media yang dimiliki oleh muhammadiyah,maka dapat digunakan untuk bergerak dalam bidang ekonomi demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah dalam perkembangannya selalu mengikuti perkembangan zaman dan kemasyarakatan, terbukti adanya perkembangan organisasi vertikal dan organisasi horisontal. Muhammadiyah sejak awal periode telah menata kelembagaan-kelembagaan di Ranting, Cabang serta Wilayah. Meskipun secara keseluruhan Muhammadiyah mampu mengikuti perkembangan zaman, namun masih ada permasalahan yang ada di dalam organisasi khususnya dalam Ranting. Berbagai permasalahn muncul di dalam ranting, peneliti lebih menitik beratkan pada sulitnya modernisasi dalam Ranting. Sebagai bahankajian peneliti mengkaji permasalan yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan, Kartasura, Sukoharjo.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Muhammadiyah?
2. Permasalahan apakah yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura?
3. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura?
4. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menangani permasalahan yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. menjelaskan sejarah berdirinya Muhammadiyah
2. menjelaskan permasalahan apakah yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura.
4. Menjelaskan solusi yang tepat untuk menangani permasalahan yang ada di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura.
D. MANFAAT
Hasil penelitian ini sangat berguna, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya antara lain:
1. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang organisasi Muhammadiyah
2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk penelitian yang relevan.
Manfaat praktis penelitian ini antara lain:
1. Bagi pengurus ranting
a. Sebagai sumbangan bagi pengurus Ranting dalam menentukan solusi yang terbaik untuk pemecahan masalah
b. Sebagai masukan bagaimana cara pengorganisasian pemuda yang baik.
2. Bagi mahasiswa
a. Membantu mahasiswa dalam mengetahui permasalahan yang ada dalam Ranting Muhammadiyah.
b. Membantu mahasiswa dalam menghadapi permasalahan dalam penelitiannya tentang Muhammadiyah.
PEMBAHASAN
A. SEJARAH MUHAMMADIYAH
Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912(8 Dzulhijjah 1330 H). Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
B. PROFIL RANTING MUHAMMADIYAH GONILAN KARTASURA, SUKOHARJO
1. Sejarah Ranting Muhammadiyah Gonilan
Berdirinya ranting Muhammadiyah di Desa Gonilan tidak diketahui secara pasti, diperkirakan Ranting ini sudah ada sejak jaman Belanda sekitar tahun 1939. Ini dibuktikan dengan adanya Sekolah Rakyat yang kala itu merupakan sekolah yang cukup ternama.
Selama berdirinya ranting ini sudah mengalami pergantian pemimpin berkali-kali, ketua yang mendapat amanat untuk memimpin organisasi hampir seluruhnya merupakan keturunan dari ketua yang terdahulu. Penunjukkan jabatan ini tidak semata-mata karena mengutamakan dari anggota keluarganya, tetapi karena yang bersangkutan memang benar-benar sudah memahami organisasi ini. Adapun tokoh dalam penyebaran Muhammadiyah di desa Gonilan adalah: Alm. Basyuri, H. M. Rais, Dan K.H. Sujudi M.Ag.
Selama perkembangannya terbentuk berbagai macam organisasi yang berada di bawah naungan Ranting ini, diantaranya Aisyah dan Organisasi Pemuda.
2. Visi dan Misi
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Visi dan misi yang berlaku didalam ranting ini menyesuaikan dengan Visi dan Misi yang ada di pusat yaitu:
Visi
sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini.
Misi
Ø Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad SAW.
Ø Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
Ø Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
Ø Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto.
3. Daftar Pengurus Ranting Muhammadiyah Gonilan
Ketua : 1. Abdul Aziz Nugraha Pratama S.Ag.MM
2. Drs. Hariyadi, M.Ag
Sekretasis : 1. Drs. Supriyadi
2. Muslih Hamidi, S.H
Bendahara : 1. Wahyu Setiawan S.E
2. Aris Budianto S.T
1. Bagian Tabliqh Kajian :
a. Muhaji
b. Sudarno Sobron M.Ag
c. Drs.H. Muhroji
2. Bagian Pendidikan dan Pengajaran :
a. A. Asyuhri B.Se
b. Drs.H. Bambang Rahardjo
c. Drs. Mulyadi SH.M.Pd
3. Bagian Kaderisasi :
a. H. Bambang Sukirno
b. Subandi
c. Aliudin
d. H. Asnan Kusari. ST
4. Bagian Wakaf :
a. Drs. Joko Sutardi
b. Rahmat Syafi’i
5. Bagian Ekonomi :
a. Drs. Qomarudin
b. Kismanto
c. Drs. Abi Durrahman.
4. Kegiatan rutin
Salah satu persyaratan berdirinya Ranting adalah adanya kegiatan rutin. Kegiatan rutin yang ada di Ranting Gonilan antara lain:
a. Pengajian ahad pagi
b. Pengajian khusus Aisyiyah
c. Rapat berkala yang dilakukan setiap sebulan sekali
d. Mengadakan kegiatan atau pengjian tiap hari besar Islam
C. HASIL OBSERVASI (PERMASALAHAN PERKEMBANGAN YANG DIHADAPI MUHAMMADIYAH)
Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang pesat,dibalik itu semua juga menghadapi tantangan dalam diri muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukan introspeksi bagi seluruh jajaran Muhammadiyah.Kelemahan tersebut berkisar antara lain:
a. terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan secara lebih baik
b. tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan kurang pembinaan;
c. kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah;
d. lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah;
e. kurang solid dan konsolidasi gerakan;
f. kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta kepentingan Persyarikatan.
Untuk menangani masalah tersebut maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. menanamkan kembali kepada anggota mengenai hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam agar seluruh anggota Persyarikatan yakin dan paham betul akan kebenaran Islam yang menjadi misi utama Muhammadiyah, sehingga tidak ragu-ragu dan tidak memilih gerakan lain.
b.memahami dan menghayati secara mendalam mengenai hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang melaksanakan dakwah dan tajdid, sehingga mereka berada dalam posisi untuk menampilkan Islam yang bersifat pemurnian sekaligus pembaruann, tidak juga terjebak pada sekularisasi pemikiran Islam yang lepas dari sumbu dasar Islam.
c. Menggerakkan Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwah dan tajdid melalui usaha-usahanya secara ikhlas, sungguh-sungguh, gigih, dan berkelanjutan sehingga secara istiqamah dan militan menjadi kekuatan umat yang berjuang menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
d. Menggalang ukhuwah dan soliditas internal gerakan sehingga menjadi kekuatan yang kokoh; tidak tercerai-berai, dan tidak berpaling ke gerakan lain apapun bentuknya apalagi gerakan politik kendati bersayap dakwah sebab Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah yang sudah teruji dan tidak ada kepentingan politik kekuasaan.
e. Mengembangkan sistem gerakan melalui penguatan jama‘ah, jam‘iyah, dan imamah sehingga gerak Muhammadiyah berjalan secara terorganisasi dan kuat; memiliki disiplin organisasi yang tinggi, dan semuanya hanya bernaung dalam sistem Muhammadiyah secara utuh.
f. Menyiapkan sumberdaya manusia dan kader yang unggul, militan, cerdas, dan siap membela organisasi dengan istiqamah dan rasa memiliki dan berkomitmen yang tinggi.
g.Menata dan mengkonsolidasi kembali seluruh amal usaha sebagai alat/kepanjangan misi Persyarikatan sekaligus ajang kaderisasi Muhammadiyah, termasuk menyeleksi dan membina seluruh orang yang berkiprah di dalamnya, sehingga amal usaha itu benar-benar mengikatkan, memposisikan, dan memfungsikan diri sebagai milik Muhammadiyah, dan bukan milik mereka yang berada di amal usaha apalagi nilik organisasi lain,yang harus dikelola dengan sistem dan disiplin organisasi Muhammadiyah.
h.bersikap tegas terhadap organisasi manapun yang masuk dan dapat mengganggu tatanan serta kelangsungan Muhammadiyah, lebih-lebih terhadap partai politik apapun termasuk partai politik yang mengemban misi dakwah sebagai mereka adalah organisasi lain yang berada di luar, bahwa semuanya harus dibingkai ukhuwah tentu saja tetapi harus bersikap timbal-balik dan saling mengormati.
i. Melakukan langkah-langkah pembinaan anggota secara intensif dan sistematik dengan pendekatan-pendekatan klasik dan baru agar tumbuh sebagai anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyahh yang istiqamah dan membela sepenuh hati misi serta kepentingan Muhammadiyah, lebih-lebih di saat kritis dan harus memilih.
j. Mengembangkan usaha dan kemampuan-kemampuan kompetitif serta jaringan-jaringan kerjasama secara independen dengan pihak manapun sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan yang unggul dan dirasakan kehadirannya sebagaimana layaknya gerakan Islam yang terbesar di negeri ini.
Apabila semua langkah-langkah itu dijalankan maka muhammadiyah di Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura akan lebih cepat maju dan mudah dalam menjalankan gerakannya untuk mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.Gerakan dakwah muhammadiyah tidak bisa lepas dari berbagai bidang yang ada dalam muhammiyah, yang dimana di dalamnya semua itu saling berkaitan.Majunya berbagai bidang akan mendorong untuk mudahnya muhammadiyah dalam berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912(8 Dzulhijjah 1330 H). Permasalahan yang ada dalam Ranting Muhammadiyah Gonilan Kartasura adalah sulitnya mewujudkan organisasi yang modern. Permasalahan tersebut disebabkan berbagai faktor, diantaranya: terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan secara lebih baik,tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan kurang pembinaan, lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah,kurang solid dan konsolidasi gerakan, kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta kepentingan Persyarikatan
B. SARAN
Dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis belum mampu membuat karya tulis yang sempurna, banyak hal yang harus dkaji lagi untuk mempersembahkan hasil penelitian yang terbaik..
Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang kiranya dengan kritik tersebut dapat menjadikan penulis menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cepot,Kopral.2009.SejarahMuhammadiyah.http://serbasejarah.wordpress.com/2009/05/31/sejarahmuhammadiyahMei 31, 2009 by Kopral Cepot in Sejarah Gerakan IslamIndonesia.diakses 25 September 2012
Hafizhahullah,Firanda.2010.SejarahMuhammadiyah.http://www.muhammadiyah.or.id/content-48- det-organisasi-otonom.html,muhammadiyah.diakses 25 september 2012
Dian uswanto, dkk.2011.Masta.Surakarta:Koordinator Komisariat IMM UMS
Hidayat, Syamsul dan Mahasri Shobahiya.2011.Studi Kemuhammadiyahan.Surakarta: LPID UMS
http://bangagoes.blogspot.com/p/peran-muhammadiyah-dalam-kehidupan_26.html diakses 25 September 2012